Sunday, December 18, 2016

Pasca Satu Keluarga Dibacok, Kampung Ini Jadi Mencekam

Pasca Satu Keluarga Dibacok, Kampung Ini Jadi Mencekam - Penyerangan terhadap Abdul Rahman dan keluarganya, membuat wrga lain di lahan Jalan Bangan Lingkungan 2 Tunggurono, Kel. Mencirim, Binjai Timur, dilanda trauma. Kampung tersebut berubah menjadi kampung yang sangat sepi dari aktifitas masyarakat.



Padahal sebelum kejadian sadis tersebut, masyarakat khsususnya para masyarakat yang tergabung dalam Koperasi Anugrah Jaya masih tampak berkumpul di warung dan kantor mereka. Pasca kejadian sadis itu, satu pun warga tidak ada yang kelihatan lagi.

Menurut beberapa warga yang ditemui kru koran ini menyebutkan, pembantaian kepada para anggota kelompok tani itu, diduga ditenggarai masalah pembagian lahan yang sebelumnya diributkan oleh beberapa mantan anggota kelompok tani Anugrah Jaya. Dimana kata ibu rumah tangga yang enggan namanya di koran itu mengakui, kejadian pembantaian yang diduga dilakukan antar kelompok tani diduga lanjutan dari kasus bentrok antar anggota kelompok tani dengan warga lain yang juga menginginkan lahan di eks HGU PTPN II Tenggurono.

Diterangkannya, bentrokan terakhir terjadi, sebelum kasus pembantaian yang kemarin, terjadi pada Minggu lalu. Dimana, bentrok pecah setelah satu kelompok bersama 6 rekannya datang untuk mematok lahan garapan menggunakan bambu. “Mendengar kabar itu, kelompok Azis datang dan menemui kelompok Buyung,” ujarnya.

Adapun pematokan yang dilakukan kelompok Buyung diakibatkan masalah lahan 10 rante miliknya, yang dipindahkan ketua kelompok tani Anugrah Jaya ke daerah lain. “Ada sekitar 40 hektar lahan yang dikuasai oleh kelompok Anugrah Jaya. Pada saat masih menjadi anggota, Buyung mendapat jatah 10 rante,” sebutnya lagi.

Akan tetapi, tidak lama Buyung keluar dari keanggotaan Anugrah Jaya. “Saya tidak tahu apa penyebab dia keluar,” serunya. Karena keluar dari keanggotaan Anugrah Jaya, maka para pengurus dan para anggota Anugrah Jaya pun berdiskusi dan menyepakati, Buyung tetap diberikan jatah lahan, akan tetapi, posisi lahan tidak lagi berada di kawasan sebelumnya.

“Dipindahkan luas lahan milik si Buyung. Pada saat penyerahan itu, disaksikan oleh Camat, Lurah, polisi dan pihak Kodim 0203/LKT. Buyung pada saat itu setuju dipindahkan,” kata wanita berambut panjang itu lagi menambahkan beberapa orang juga ikut langkah Buyung untuk keluar dari keanggotaan Anugrah Jaya.

Disebutkannya lagi, seluruh anggota yang ikut dengan Buyung diberikan lahan seluas 5 hektar. “Saya tidak tahu, kenapa saat ini mereka tidak terima dengan lahan mereka. Padahal, sebelumnya mereka setuju,” sebutnya.

Terpisah, keluarga korban juga mengungsi. Beberapa keluarga korban yang saat ini dirawat di RS Adam Malik Medan juga masih bertahan di rumah sakit. Mereka belum berani kembali ke lahan mereka, karena masih dihantui ketakutan. “Keluarga saya juga memilih untuk pindah ke rumah kerabat. Mereka trauma dengan kejadian kemarin itu,” ujar salah satu keluarga korban yang ditemui di rumahnya.

Apabila malam hari tiba, warga tidak ada lagi yang berani keluar rumah. Warga lebih memilih diam dan tidur di rumah, karena masih dihantui kejadian pembantaian tersebut. Bahkan, apabila sore, banyak keluarga korban yang memilih mengungsi sebelum malam hari tiba. “Kalau malam, desa ini sangat sepi sekarang. Banyak keluarga korban yang memilih pergi sore hari, karena tidak mau bermalam di desa ini,” katanya.

Diketahuinya, Syamsul Bahri merupakan ketua koperasi Anugrah Jaya, sedangkan sekretarisnya Azis saat ini mendekam di penjara, karena dilaporkan telah melakukan penganiayaan terhadap Buyung. “Anggota kelompok tani lainnya, tidak berani. Mereka lah para anggota yang getol untuk mempertahankan lahan ini dari penggarap lain yang ingin mengambil lahan tersebut,” ujarnya. (bam)

Sementara, Polres Binjai masih melakukan pengejaran terhadap para pelaku. Selain itu, petugas juga meminta keterangan saksi-saksi. “Prosesnya masih berjalan,” terang Kabid Humas Poldasu, Kombes Helfi Assegaf kepada POSMETRO, Rabu (22/4) sore.

Dikatakannya, laporan juga sudah masuk ke Poldasu. “Untuk itu kita sudah berkordinasi dengan Polres Binjai untuk melidik dan melakukan pengungkapan. Saat ini, Polres sedang melakukan pengejaran intensif. Kita juga mau melidik seperti keluarga korban. Intinya, perkembangan kasusnya masih terus jalan. Soal itu, Poldasu sudah kordinasi dengan Polres Binjai,” tegasnya.

Ditanya soal apakah ada saat ini yang dicurigai oleh petugas, Helfi menambahkan bila itu adalah domain Polres Binjai dan itu pastinya akan diketahui oleh Polda. “Namun, kan tidak harus dibeberkan, biarla dulu Polres Binjai bekerja, intinya kita masih dalami. Nanti bila ada kabar terbaru, kita beritau,” ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, kelompok penyerang berkelewang dan mengenakan sebo, menyerang ketua kelompok tani Anugerah Jaya, Syamsul Bahri bersama 3 anggotanya Abdul Rahman, Jaimin dan Syahminan. Pada saat kejadian, Syamsul Bahri bersama Jaimin sedang ngopi di teras rumah.

Sedangkan Abdul Rahman dan Syahminan berada di dalam rumah sedang menonton. Tiba-tiba, sekitar belasan pria bersebo menenteng kelewang menyerang rumah itu dari belakang rumah, sebagian lagi menyerang ke arah Syamsul Bahri dan Jaimin. Sabetan demi sabetan serta tikaman pun menghujani ke 4 orang tadi. Menurut informasi, tangan Syamsul Bahri dan Jaimin dilaporkan putus akibat ditebas kelewang.

Sedangkan Abdul Rahman harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit, karena wajahnya kena sabet kelewang. Sementara Syahminan juga diketahui terkena tikaman dan sabetan kelewang di beberapa tubuhnya dan harus dirawat intensif di RS Adam Malik.
-Posted By-

No comments:
Write comments